Jabal Uhud
Jabal Uhud, bukan gunung biasa. Jabal Uhud sarat akan nilai dan makna spiritual dan sejarah. Tak seperti gunung atau bukit lainnya di kota Madinah,jabal uhud memiliki keistimewaan tersendiri.Bahkan Jabal uhud adalah salah satu bukit yang dijanjikan kelak ada syurga.

Gunung Uhud (bahasa Arab جبل أحد) adalah sebuah gunung di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 350 meter. Gunung ini adalah lokasi pertempuran kedua antara Muslim dan pasukan Mekkah. Pertempuran Uhud terjadi pada tanggal 23 Maret 635 Masehi, antara sejumlah kecil komunitas Muslim dari Madinah, tempat di barat laut Jazirah Arab, dengan kekuatan dari Mekah.
Gunung Uhud terbentuk dari batu granit warna merah memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar hampir tiga kilometer. Gunung ini adalah gunung terbesar dan tertinggi di Madinah. Di kaki gunung bagian selatan terdapat pemakaman para syuhada, salah satunya adalah Hamzah bin Abdul-Muthalib paman dan saudara sepersusuan Nabi Muhammad Sallalahu ‘alaihi wassallam.
Ada yang menyebutnya bukit, ada yang menyebutnya gunung. Secara harfiah, jabal merujuk kepada kata gunung.

Jabal Uhud sendiri memang tampak seperti gunung yang menyendiri, tidak tersambung dengan gunung lainnya. Karena itu nama Jabal Uhud diberikan yang berarti gunung yang menyendiri.
Sebagai tempat ziarah, kondisi Jabal Uhud sekarang ini tentunya sudah berbeda dengan kondisinya lalu. Kini, para jamaah yang datang umumnya hanya sampai ke Gunung Arrimah.
Di lokasi ini juga terdapat Makam Syuhada Uhud. Lokasinya dipagar secara rapat. Selain itu dilapisi kaca plastik tipis sehingga tidak bisa dilihat terlalu jelas dalamnya. Tempat ini merupakan pemakaman bagi 70 sahabat Nabi Muhammad yang gugur pada Pertempuran Uhud.

Sejarah Jabal Uhud
Ada sebuah peta terpampang di sebuah dinding di areal ziarah tersebut. Peta tersebut, kurang lebih, menceritakan alur pergerakan perang Uhud. Perang ini terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan nama Perang Uhud.
Dalam lembah yang berada di kaki Gunung Uhud, pernah terjadi sebuah perang dahsyat antara kaum muslimin yang berasal dari Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad Sallalahu ‘alaihi wassallam dengn kaum musyrikin Quraisy dari Makkah.
Soal jumlah pasukan kaum muslimin yang ikut berperang sangat timpang. Awalnya ada 1.000 orang, tetapi ada sejumlah orang-orang munafik yang ikut perang tersebut mengundurkan diri dan kembali ke Madinah. Alhasil, total pasukan yang dipimpin sendiri oleh Rasulullah SAW berjumlah 700 orang. Sementara musuh, terdiri dari 3.000 orang musyrikin Quraisy.
Terjadilah pertempuran hebat. Dalam peperangan tersebut, kaum muslimin sebenarnya telah mendapatkan kemenangan dan kaum musyrikin pontang panting.
Namun, para pemanah yang berada di atas Gunung Arrimah tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan oleh kaum musyrikin tersebut. Dan akhirnya, para pemanah ini meninggalkan posnya.
Mereka turun dari bukit hingga lupa pesan Rasulullah Sallalahu ‘alaihi wassallam agar mereka tidak meninggalkan bukit tersebut. Semuanya turun kecuali komandannya Abdullah bin Jabir dan 6 pemanah lainnya.
Alhasil, melihat situasi itu Khalid bin Walid (komandan Quraisy saat itu dan belum masuk Islam) memanfaatkan keadaan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam dan pasukan kaum muslim mengalami kekalahan yang tidak sedikit.
Korban dari pasukan Islam pun berjatuhan. Perang ini menggugurkan 70 sahabat Nabi termasuk 7 pahlawan Uhud. Yang paling membuat Rasulullah Sallahu ‘alaihi wassallam terpukul dan sedih adalah gugurnya sang paman, Hamzah bin Abdul Mutholib.
Baca Juga : Langsing tanpa lapar